Majalah National Geographic edisi July 2005 menampilkan Zheng He alias Cheng Ho ( seribu perairan ) sebagai cover storynya. Meskipun agak pendek tapi ceritanya cukup luas, seperti diceritakan bahwa ekspedisi beliau mencapai pantai Afrika (dari sana beliau juga mengirim orang kepercayaannya ke Mekah). Ekspedisinya merupakan seri terdiri dari 7 ekspedisi besar (yang pertama saja berupa armada 317 kapal dan 27870 orang) yang merupakan program jangka (sangat) panjang kedepan, yang ternyata berpengaruh besar terhadap hubungan internasional hingga kini.
Ekspedisi
ini menurut cerita itu merupakan hasil pemikiran jauh kedepan dari Kaisar Zhu
Di. Namun sayangnya setelah tujuh ekspedisi, proyek ini dihentikan tiba-tiba oleh
penggantinya Kaisar Zhu Gaozhi yang tak lain adalah puteranya sendiri.
Pengganti Zhu Gaozi, Kaisar Zhu Zhanji juga meneruskan larangan ekspedisi,
membuat China kembali ke politik isolasinya yang bertahan hingga zaman modern.
Dan menariknya disini (paling tidak buat saya) adalah bahwa ekspedisi Cheng Ho
ini bernafaskan damai meskipun dengan kekuatan yang begitu besar. Berbeda
dengan ekspedisi-ekspedisi dari Eropah penerusnya (yang jauh lebih kecil) yang
penuh dengan kekerasan dan pemaksaan (yang nota bene menurut ahli sejarah
mengisi kekosongan yang ditinggalkan ekspedisi Cheng Ho yang di hentikan tiba-tiba).
Cheng
Ho membawa penterjemah, diplomat, astronom, penulis, sastrawan dll, bahkan
diceritakan disetiap ekspedisi Cheng Ho membawa pulang dengan penuh
kehormatan (mengundang) diplomat-diplomat dari negara-negara yang dikunjunginya
ke China (dari situ saya jadi tahu bahwa Ming artinya Cerah dan mencerahkan).
Ceritanya juga cukup dalam dan detail dimana digambarkan armada Cheng Ho sempat
menghajar kelompok bajak laut yang paling ditakuti di selat Malaka Chen Zuyi
asal Kanton (menariknya Zuyi ini berpangkalan di Palembang saat itu). Digambarkan juga para pelaut Cheng Ho terheran-heran ketika di pulau Jawa
melihat burung burung Kakatua, Nuri dan Beo yang bisa bicara.
Tetapi
diceritakan juga mereka kaget melihat kelakuan orang-orang kita yang punya kebiasaan
selalu membawa bawa pisau pendek (badik/keris) kemana-mana dan siap menikam
orang lain hanya karena hal-hal sepele (sepertinya sampai sekarang masih
banyak ya). Semua perjalanannya didokumentasikan. Banyak yang sudah hancur tapi
banyak juga yang masih bisa dipelajari hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar